Fisip park,Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako |
KELOMPOK EMPAT, PALU - Joki tugas adalah sebuah fenomena yang semakin meresahkan
dunia pendidikan. Joki tugas merujuk pada praktik ketika seorang mahasiswa
meminta orang lain untuk menyelesaikan tugas-tugasnya, baik itu tugas individu
maupun kelompok dengan imbalan uang atau apapun.
Belakanganlan ini, di lingkungan mahasiswa Universitas Tadulako (Untad) praktik joki tugas telah menjadi sebuah fenomena yang tidak asing lagi. Meskipun mungkin tampak sebagai solusi cepat untuk mengatasi beban tugas yang berat, praktik ini memiliki konsekuensi yang serius dan berdampak negatif bagi perkembangan akademik dan etika mahasiswa.
Seiring perkembangan teknologi komunikasi,
para joki lebih leluasa menawarkan jasanya, ketik saja frase ”jasa joki tugas” di beberapa aplikasi
media sosial, maka aneka tawaran dari joki bermunculan.
Berdasarkan
hasil investivigasi, kami mengungkapkan keberadaan penyedia jasa joki tugas di
media sosial dengan inisial G.H. di sekitaran Universitas Tadulako khususnya di
wilayah Tondo. Praktik ini mencakup berbagai tingkatan pendidikan, mulai dari Sekolah
Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), hingga tingkat S1 di
perguruan tinggi.
Fisip park,jurusan Ilmu Komuikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unis Tadulako |
Penting untuk dicatat bahwa penyedia jasa joki tugas ternyata masih dari kalangan mahasiswa sendiri. Biasanya teman di satu kelasnya, atau dalam satu angkatan yang sama. Setelah ditelisik lebih jauh, mahasiswa yang menjadi joki adalah mahasiswa yang mempunyai kategori cukup baik dalam pembelajaran dan mereka memanfaatkan keahliannya untuk mencari uang, ada yang sekedar sebagai uang jajan tambahan, tetapi ada juga yang melakukannya karena desakan ekonomi.
S.N Pengguna joki aktif,mahasiswi jurusan PJKR Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako |
"Pertama
kali mengetahui jasa joki tugas, melihat banyak teman menggunakan layanan ini melalui
media sosial. Terinspirasi dari pengalaman mereka, saya memutuskan untuk
mencoba joki tugas, terutama karena situasi saat itu membutuhkan bantuan untuk
menyelesaikan tugas-tugas akademis,” ujar Mawar (bukan nama sebenarnya), salah satu pengguna
jasa joki tugas saat ditemui pada Selasa (17/10/2023).
Mahasiswi untad
tersebebut mengatakan, penggunaan joki tugas sudah biasa di lingkran
pergaulannya di kampus. Ia cukup khawatir dosen memergoki praktik curang ini
sebab, tugasnya dapat di tolak dan tidak mempunyai kesempatan untuk mendaptkan
nilai yang bagus.
“Saya mempunyai
begitu banyak tugas dengan tenggat waktu yang ketat,” ungkapnya, seraya
menyebutkan padatnya agenda tugas yang diberikan.
Ternyata motivasi
utama mahasiswa menggunakan layanan ini diakibatkan oleh banyaknya tugas yang
diberikan dan batas pengumpulan yang begitu ketat sehingga mahasiswa terpaksa menggunakan
layanan ini.
“Menurut saya tidak
merasa rugi, karena pada saat itu yang terpikirkan hanya tugas harus terkumpul
tepat waktu,” ujarnya.
Naasnya, banyak
mahasiswa yang tidak merasa rugi dengan menggunakan layanan ini sebab menurut
mereka pengumpulan tugas yang tepat waktu dan nilai yang bagus merupakan prioritas
utama.
Keputusan yang dilakukan oleh mahasiswa dengan menggunakan jasa joki ini cukup dilematis. Di satu sisi mereka cukup merasa khawatir jika ketahuan melakukan kecurangan, tapi di sisi lain beban tugas yang didapatkan cukup banyak dan waktu yang disediakan singkat.
Dosen Porgram Studi Ilmu Komunikasi,Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako Anita Pahlevi |
“Perjokian di
kampus seharusnya berkurang dari waktu ke waktu. Namun,
kemajuan teknologi memberi celah bagi penggunaannya. Sehingga setiap kebijakan yang
diterapkan oleh institusi selalu melahirkan potensi, agar tidak terjerat dalam
perbuatan seperti ini, diperlukan idealisme mahasiswa. Untuk apa tujuan
mahasiwa? ada harga diri yang mereka tentukan. Jika masih menggunakan jasa
seperti ini, apa pantaskah dianggap mahasiswa?,” ujar Anita Pahlevi, dosen
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Untad.
Fenomena joki ini
sudah sangat meresahkan. Inilah “sisi gelap” pendidikan di Universitas Tadulako yang tidak bisa
kita abaikan. Mutu lulusan Untad bisa jadi menurun, belum lagi urusan kualitas mental, sebab mahasiswa yang menggunakan joki cenderung
kurang memahami materi pelajaran, kehilangan keterampilan berpikir kritis, dan
tidak siap untuk menghadapi tuntutan dunia kerja.
Dikutip dari Akurat.co pada
Sabtu (28/10/2023), 5 bahaya dari sering menggunakan joki tugas kuliah adalah
sebagai berikut:
1.
Kemampuan intelektual terhambat
Bahaya sering joki tugas kuliah yang pertama adalah dapat menyebabkan kemampuan intelektual terhambat. Joki tugas kuliah hanya akan mengurangi kapasitas dan kemampuan intelektual. Seseorang yang sering melakukan joki tugas kuliah akan kurang berpikir jernih dan berpikir secara matang dalam menghadapi sesuatu..
2.
Kurangnya berpikir kritis
Selanjutnya,
bahaya sering joki tugas kuliah adalah dapat mengurangi cara berpikir kritis
yang dimiliki. Di saat teman-teman atau kawan sebaya kamu berpikir untuk
menyelesaikan tugasnya sendiri, kamu justru joki yang membuat otak kamu tidak
digunakan unutk berpikir lebih dalam atau lebih kritis dalam memecahkan suatu
masalah. Hal tersebut akan memberikan perbandingan sangat signifikan antara
pemikiran kamu dengan orang lain yang sering mengerjakan tugas dengan usaha
sendiri.
3.
Hilangnya kreativitas
Selain
mengurangi pikiran kritis, sering joki tugas juga membuat hilangnya kreativitas
seseorang. Tanpa adanya arahan dari pikiran untuk membuat atau menambah
keterampilan dalam mengerjakan tugas tentu akan membuat hilangnya kreativtas
dalam diri karena tidak mengeksplor hal-hal baru dari mengerjakan tugas. Untuk
itu, joki tugas justru dapat membahayakan.
4.
Merugikan orang lain
Selain
merugikan diri sendiri, joki tugas juga dapat meruigikan orang lain. Pasalnya,
joki merupakan bantuan yang diberikan orang lain untuk menyelesaikan tugas
kuliah. Seorang yang menjadi joki tugas akan mengeluarkan waktu dan tenaga
mereka untuk mengerjakan yang sebenarnya bukan menjadi tugas mereka.
5.
Mengurangi kemampuan berkompetisi
Terakhir, bahaya sering joki tugas kuliah adalah dapat mengurangi kemampuan berkompetisi. Bahaya ini perlu diwaspadai karena berkompetisi penting di dunia perkuliahan. Jika tidak dapat mengikuti perkembangan keahlian berkompitisi orang lain, maka kamu akan tertinggal.
Ketika menemukan praktik perjokian, jangan ragu untuk mendiskualifikasikan mereka yang terlibat, baik pengguna maupun joki. Dengan demikian kita dapat menjaga integritas akademis dan mengeliminasi ketidakjujuran intelektual. Upaya ini harus dilakukan secara serempak, mulai dari tingkat pendidikan dasar, menengah, hingga tinggi.
Karena fenomena joki ini tidak hanya berada di tingkat perguruan tinggi, sejumlah joki bahkan menawarkan jasa pembuatan tugas pelajar SMP dan SMA. Jika semua pendidik kompak dalam menanamkan integritas dan kejujuran pada peserta didiknya secara bersinambung, bukan tidak mungkin dunia pendidikan di Indonesia akan bersih dari praktik perjokian.
Dikutip dari The Converastion pada Sabtu (28/10/2023), ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah praktik perjokian:
1.
Langkah Preventif
Menggunakan metode-metode yang memastikan mahasiswa benar-benar menulis sendiri tugas mereka. Tradisi klasik ujian lisan, di mana mahasiswa menunjukkan pemahaman mereka terkait materi, bisa jadi menangkap basah mereka yang mengandalkan joki.
Tapi, dosen butuh waktu yang lama untuk menyelenggarakannya, kemudian menilai satu persatu ujian lisan
dari ratusan mahasiswa.
Namun demikian, tidak semua materi cocok dibawakan atau diuji dengan cara
seperti ini mengingat keterbatasan waktu, kesempatan, atau sumber daya.
2.
Hindari Esai Tradisional
berhentilah memberikan penugasan individual yang bersifat tertulis. Ganti saja dengan metode penilaian yang tidak mudah diselesaikan oleh jasa joki. Tugas kelompok, di mana mahasiswa bekerja secara kolaboratif untuk menghasilkan esai, laporan, atau karya unik lain juga bisa jadi opsi.
Menghapus
tuntutan untuk menghasilkan karya yang seragam, ataupun mengurangi rasa
khawatir mahasiswa karena mengerjakan karya tersebut seorang diri, harapannya
bisa membuat mereka berhenti memikirkan jasa joki sebagai opsi.
3.
Kolaborasi dosen dan mahasiswa
Dosen
bisa merancang asesmen yang mencerminkan kolaborasi penugasan antara guru dan
murid. Contoh yang bagus adalah semacam disertasi akhir atau proyek riset yang
dihasilkan mahasiswa di bawah pengawasan dan arahan pembimbing.
Oleh Kelompok 4
Al Fitah Az Zahra Sahasti_B50121149
Rivaldi Chayser_B50121151
Junaria_B50121153
Jonathan Marcelino M. _B50121157
Cahyadin_B50121159
Komentar
Posting Komentar